Postingan

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1 PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS NILAI-NILAI KEBAJIKAN SEBAGAI PEMIMPIN

  BLOG RANGKUMAN KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1 PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS NILAI-NILAI KEBAJIKAN SEBAGAI PEMIMPIN SUDARWOTO CGP ANGKATAN 5 KOTA TANGERANG Alhamdulillah...puji syukur senantiasa saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, bahwasanya saya dan seluruh CGP Angkatan 5 diberikan kesehatan dalam mengikuti PGP ini. Dari modul 1.1, 1.2, 1.3 dan 2.1, 2.2, 2.3 hingga modul 3.1 ini sangat berkaitan dalam materi yang mana materi tersebut bertujuan untuk mencetak seorang pemimpin yang dalam proses pembelajarannya berpusat pada murid. Dengan semangat dan bahagia tetap bersarang di dada untuk terus menggali ilmu baru agar kelak dapat menjadi pemimpin yang bijak, sampailah pada membuktikan keterkaitan antar modul yang sudah dipelajari dan di-aksi nyata-kan. Berikut adalah Blog Rangkuman Koneksi Antar Materi saya pada modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan sebagai Pemimpin. 1.       Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka mem

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.3.a.8

Gambar
  KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.3.a.8 CHOACHING UNTUK SUPERVISI AKADEMIK SUDARWOTO_CGP ANGKATAN 5 SDN RAWA KOMPENI KOTA TANGERANG Foto praktik Choaking “Coaching untuk Supervisi Akademik” adalah sebuah paradigma untuk membangun komunikasi yang empatik dan memberdayakan sebagai Pemimpin Pembelajaran dalam membuat perubahan strategis yang mampu menggerakan komunitas sekolah pada ekosistem belajar. Choaching juga merupakan perubahan strategis yang sejalan dengan semangat Merdeka Belajar untuk meningkatkan kualitas kurikulum (standar isi-standar proses-standar penilaian) yang bermakna dan kualitas sumber daya guru dalam mewujudkan pendidikan yang berpihak pada murid di sekolah kita. Dalam filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara menyatakan bahwa tujuan dari pendidikan adalah menuntun segala kodrat yang ada pada anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Sejalan dengan konsep pemikira

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.1 PEMBELAJARAN BERDIFERENSIAI

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.1.a.8 PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI   SUDARWTO CALON GURU PENGGERAK ANGKATAN 5 DARI SDN RAWA KOMPENI KOTA TANGERANG   Kutipan untuk hari ini “Serupa seperti para pengukir yang memiliki pengetahuan mendalam tentang keadaan kayu, jenis-jenisnya, keindahan ukiran, dan cara-cara mengukirnya. Seperti itulah seorang guru seharusnya memiliki pengetahuan mendalam tentang seni mendidik, Bedanya, Guru mengukir manusia yang memiliki hidup lahir dan batin.” (Ki Hajar Dewantara) Pada modul 2.1 ini, saya mempelajari Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Murid. Dan modul 2.1.A.; Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid Melalui Pembelajaran Berdiferensiasi. Sungguh menarik sekali karena pada modul ini adalah “ruh” dari pembelajaran, begitu kata Instruktur Ibu Afriyani. Pada Modul 1 tentang Refleksi Filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara, bahwa maksud dari pendidikan adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka sebagai manusia m

TUGAS KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF

Gambar
  KONEKSI ANTAR MATERI TUGAS MODUL 1.4.a.8 BUDAYA POSITIF SUDARWOTO, CGP ANGKATAN 5 DARI SDN RAWA KOMPENI KOTA TANGERANG     Buatlah sebuah kesimpulan mengenai peran Anda dalam menciptakan budaya positif di sekolah dengan menerapkan konsep-konsep inti seperti disiplin positif, motivasi perilaku manusia (hukuman dan penghargaan), posisi kontrol restitusi, keyakinan   sekolah/kelas, segitiga restitusi dan keterkaitannya dengan materi sebelumnya yaitu Filosofi Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara, Nilai dan Peran Guru Penggerak,   serta Visi Guru Penggerak. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang. Dari kemajuan tersebut tentu menimbulkan banyak dampak, baik dampak positif maupun negatif. Dampak yang ditimbulkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut tidak hanya berpusat pada daya fikir, daya konsumtif dan lain sebagainya, namun juga berdampak pada sosial budaya. Untuk itu, usaha untuk menangkal segala pengaruh budaya, terutama budaya asing yang