KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.1 PEMBELAJARAN BERDIFERENSIAI

KONEKSI ANTAR MATERI

MODUL 2.1.a.8

PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI

 

SUDARWTO

CALON GURU PENGGERAK ANGKATAN 5

DARI SDN RAWA KOMPENI KOTA TANGERANG

 

Kutipan untuk hari ini

“Serupa seperti para pengukir yang memiliki pengetahuan mendalam tentang keadaan kayu, jenis-jenisnya, keindahan ukiran, dan cara-cara mengukirnya. Seperti itulah seorang guru seharusnya memiliki pengetahuan mendalam tentang seni mendidik, Bedanya, Guru mengukir manusia yang memiliki hidup lahir dan batin.”

(Ki Hajar Dewantara)

Pada modul 2.1 ini, saya mempelajari Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Murid. Dan modul 2.1.A.; Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid Melalui Pembelajaran Berdiferensiasi. Sungguh menarik sekali karena pada modul ini adalah “ruh” dari pembelajaran, begitu kata Instruktur Ibu Afriyani.

Pada Modul 1 tentang Refleksi Filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara, bahwa maksud dari pendidikan adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka sebagai manusia maupun anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Sebagai pendidik, kita tentu menyadari bahwa setiap anak adalah unik dan memiliki kodratnya masing-masing. Tugas kita sebagai guru adalah menyediakan lingkungan belajar yang memungkinkan setiap anak untuk dapat tumbuh dan berkembang secara maksimal sesuai dengan kodratnya masing-masing, dan memastikan bahwa dalam prosesnya, anak-anak tersebut merasa selamat dan bahagia.

Dalam proses pembelajaran terdapat keberagaman murid-murid kita, maka sebagai guru, kita perlu berpikir bagaimana caranya kita dapat menyediakan layanan pendidikan yang memungkinkan semua murid mempunyai kesempatan dan pilihan untuk mengakses apa yang kita ajarkan secara efektif sesuai dengan kebutuhan mereka.

Fakta bahwa murid-murid kita memiliki karakteristik yang beragam, dengan keunikan, kekuatan dan kebutuhan belajar yang berbeda, tentunya perlu direspon dengan tepat. Jika tidak, maka tentunya akan terjadi kesenjangan belajar (learning gap), dimana pencapaian yang ditunjukkan murid tidak sesuai dengan potensi pencapaian yang seharusnya dapat ditunjukkan oleh murid tersebut. Salah satu cara yang dapat kita lakukan untuk merespon karakteristik murid-murid yang beragam ini adalah dengan mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi.

Pengertian Pembelajaran Berdiferensiasi

Pembelajaran Berdiferensiasi adalah Serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid.

Artinya sebuah pembelajaran untuk mendukung semua murid di kelas kita saat proses pembelajaran berlangsung.

Pembelajaran berdiferensiasi adalah sebuah proses pembelajaran yang mana di dalamnya terdapat serangkaian kegiatan yang disusun secara sistematis oleh guru agar mampu mengakomodir seluruh kebutuhan murid yang berada di dalam kelas. Ciri-ciri dari karakteristik pembelajaran berdiferensiasi yaitu

1.      Tujuan pembelajaran didefinisikan secara jelas

2.      Merespon kebutuhan belajar murid

3.      Lingkungan belajar yang “mengundang” untuk belajar

4.      Manajemen kelas efektif

5.      Penilaian berkelanjutan

Dengan karakteristik di atas, guru harus dapat menciptakan lingkungan belajar untuk mengundang murid supaya mereka minat untuk tertarik, tujuan pembelajaran harus jelas, mengevaluasi murid, merespon kebutuhan murid, serta melaksanakan manajemen kelas secara efektif serta membuat penilaian yang berkelanjutan agar dapat tercapai proses pembelajaran berdiferensiasi.

Sedangkan tujuan pembelajaran berdiferensiasi untuk setiap murid yaitu pertumbuhan maksimal dari posisi belajar mereka saat ini. Sedangkan tujuan bagi guru yaitu semakin memahami tentang posisi belajar tersebut sehingga proses pembelajaran benar-benar sesuai dengan kebutuhan murid. Disini guru harus menyadari bahwa ruang kelas sudah seharusnya menjadi tempat dimana guru akan selalu berusaha mengejar pemahaman terbaiknya tentang pengajaran dan pembelajaran setiap hari, serta untuk mengingat bahwa tidak ada praktik yang benar-benar praktik terbaik kecuali apabila itu berhasil untuk setiap murid. Dengan demikian, pada pembelajaran berdiferensiasi perlu persiapan atau strategi pembelajaran yang tepat baik berupa;

Diferensiasi konten

Yaitu materi pengetahuan, konsep, dan keterampilan yang perlu dipelajari murid berdasarkan kurikulum. Membedakan pengorganisasian, Membedakan format penyampaian  Kita perlu menyesuaikan cara bagaimana murid kita bisa mengakses konten tersebut sesuai dengan kebutuhan belajar mereka namun bukan mengubah atau menurunkan standar kurikulum.

Guru menyiapkan sumber belajar yang bervariasi disesuaikan dengan tingkat kemampuan murid. Menyiapkan materi yang akan diajarkan dalam beragam format: buku, poster, video, audio, dsb.

Diferensiasi proses

Yaitu kegiatan yang memungkinkan murid berlatih dan memahami atau memaknai konten.Membedakan proses yang harus dijalani oleh murid. Diferensiasi proses memungkinkan murid-murid kita untuk memaknai lewat beragam cara atau moda, dalam berbagai tingkat kesulitan, waktu, dan tingkat dukungan yang berbeda.

Diferensiasi produk

Yaitu bukti yang menunjukkan apa yang murid telah pahami. Membedakan dan memodifikasi produk sebagai hasil belajar murid, hasil latihan, penerapan, dan pengembangan apa yang telah dipelajari. Biasanya paling mudah dilakukan, namun kita harus ingat, saat ingin melakukan ini, kita harus mengacu pada tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Sedangkan dasar pemetaan kebutuhan belajar murid dalam implementasi pembelajaran berdiferensiasi meliputi;

Kesiapan Belajar (Readiness)

Kesiapan belajar didefinisikan sebagai “di mana siswa berada dalam hal pemahaman atau keterampilan” (Tomlinson, 1999b).

Mendiferensiasi pembelajaran berdasarkan tingkat kesiapan belajar murid mengharuskan guru untuk menilai pengetahuan awal dan menentukan apa yang telah murid ketahui dan di mana murid berada (Tomlinson, 2001).

Minat murid

Minat adalah salah satu motivator penting bagi murid untuk “terlibat aktif” dalam proses pembelajaran (Tomlinson, 2001)

Profil Belajar Murid (Learning Profiles)

Profil belajar murid dapat diketahui dari lingkungan, budaya, gaya belajar dan kecerdasan majemuk yang ada pada murid.

Pada pembelajaran berdiferensiasi bukan berarti guru harus melakukan kegiatan yang berbeda dalam membuat perencanaan pembelajaran untuk setiap kali pertemuan. Namun dalam melakukan praktek pembelajaran berdiferensiasi harus dilaksanakan secara efektif dan efisien supaya murid merasa aman dan nyaman dalam belajar serta pemenuhan kebutuhan murid dapat terwujud, tidak akan ada murid yang merasa diistimewakan atau sebaliknya.

Dalam pembelajaran diferensisasi peran guru sangat penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang memungkinkan murid untuk berada dalam kondisi tidak merasa takut, berani dan tampil percaya diri dalam mengungkapkan ide atau pendapat, senang dalam berkolaborasi, berpartisipasi aktif dalam diskusi, menyukai tantangan atau hal-hal baru sehingga murid mendapatkan pengalaman belajar yang bermakna. Demikian juga guru perlu melakukan berbagai pendekatan terhadap konten, proses, dan produk dalam pembelajaran berdiferensiasi untuk menumbuhkan motivasi murid agar menjadi pembelajar sepanjang hayat.

Untuk lebih berhasilnya sebuah pembelajaran berdiferensiasi, pada saat membuat perencanaan, pelaksanaan, assessment, dan rencana tindak lanjut, dibutuhkan pendidik yang terampil dan berkompeten sehingga mampu mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada murid maupun pembelajaran yang selalu mempertimbangkan kebutuhan belajar murid. Hal ini terdapat dalam pembelajaran berdiferensiasi. Melakukan umpan balik, evaluasi, dan refleksi secara terus menerus dan berkesinambungan, artinya guru juga menjadi pembelajar sepanjang hayat. Implementasi pembelajaran berdiferensiasi akan banyak memberikan kemudahan bagi guru dalam memetakan, mengakomodir dan memenuhi seluruh kebutuhan murid untuk mempersiapkan dirinya menghadapi tantangan perubahan zaman.

Pada peran guru penggerak, yaitu menjadi pemimpin pembelajaran, menjadi coah pada guru lain, mendorong kolaborasi, mewujudkan kepemimpinan murid dan menggerakkan komunitas praktisi juga nilai-nilai guru penggerak yaitu, berpihak pada murid mandiri, reflektif, kolaboratif serta inovatif yang sudah dipelajari dan diimplementasikan di sekolah, maka akan lebih mempermudah dalam pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi ini. Selain itu, dengan bekal kekuatan yang dimiliki murid juga akan mempermudah kita dalam melakukan perubahan untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang selalu memahami kebutuhan murid. Dengan demikian, disiplin positif dalam sebuah keyakinan akan tumbuh dan berkembang pada murid untuk melakukan budaya positif, karena apa yang mereka lakukan dalam pembelajaran berdiferensiasi sudah diterapkan sesuai dengan kebutuhan mereka. Muridpun akan merasa dihargai dan diakui keberadaannya, dengan demikian secara otomatis murid akan melakukan budaya positif sebagai bentuk timbal balik dari pembelajaran berdiferensiasi.

Mari kita memulai melakukan diferensiasi pembelajaran dengan kecepatan yang nyaman bagi kita.

Dan yang paling penting adalah bahwa murid — dan guru — membuat kemajuan dari titik awal masing-masing.

Motto saya, belajar terus dan terus belajar

Terimakasih.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERSIAPAN PTM SDN RAWA KOMPENI

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.3.a.8

RESUM PERTEMUAN KE 2. "TRIK CEPAT MENULIS RESUM DI BLOG"