KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.3.a.8
KONEKSI
ANTAR MATERI MODUL 2.3.a.8
CHOACHING
UNTUK SUPERVISI AKADEMIK
SUDARWOTO_CGP
ANGKATAN 5 SDN RAWA KOMPENI KOTA TANGERANG
Foto praktik Choaking
“Coaching untuk Supervisi Akademik” adalah sebuah paradigma untuk
membangun komunikasi yang empatik dan memberdayakan sebagai Pemimpin Pembelajaran
dalam membuat perubahan strategis yang mampu menggerakan komunitas sekolah pada
ekosistem belajar. Choaching juga merupakan perubahan strategis yang sejalan
dengan semangat Merdeka Belajar untuk meningkatkan kualitas kurikulum (standar
isi-standar proses-standar penilaian) yang bermakna dan kualitas sumber daya
guru dalam mewujudkan pendidikan yang berpihak pada murid di sekolah kita.
Dalam filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara menyatakan
bahwa tujuan dari pendidikan adalah menuntun segala kodrat yang ada pada anak,
agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya
baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Sejalan dengan konsep
pemikiran filosofi pemikiran Ki Hajar Dewantara tersebut, dengan menguatkan
paradigma berpikir “Among”, dapat dilakukan dengan menerapkan choaching. Dalam
choaching terdapat beberapa hal yaitu prinsip coaching, kompetensi inti
coaching, alur percakapan TIRTA dan supervisi akademik dengan paradigma
berpikir coaching tersebut.
A.
Pengertian Choaching
Yaitu kegiatan percakapan yang
menstimulasi pemikiran coachee dan memberdayakan potensi coachee. Dalam
Choaching terdiri dari Choach dan Choachee.
coach : pemberi manfaat dan pelaksana
kegiatan coaching
coachee : penerima kegiatan dan manfaat kegiatan
coaching
B.
Paradigma berpikir Choaching
1. Fokus pada Coachee
Pada
saat mengembangkan kompetensi choache atau rekan sejawat kita, kita memusatkan
perhatian kita pada rekan yang kita kembangkan, bukan pada "situasi"
yang dibawanya dalam percakapan. Fokus diletakkan pada topik apa pun yang
dibawa oleh rekan tersebut, dapat membawa kemajuan pada mereka, sesuai
keinginan mereka.
2. Bersikap Terbuka dan Ingin Tahu
Kita
perlu berpikiran terbuka terhadap pemikiran-pemikiran rekan sejawat yang kita
kembangkan. Ciri-ciri dari sikap terbuka dan ingin tahu ini adalah:
a. berusaha untuk tidak menghakimi,
melabel, berasumsi, atau menganalisis pemikiran orang lain;
b. mampu menerima pemikiran orang lain
dengan tenang, dan tidak menjadi emosional;
c. tetap menunjukkan rasa ingin tahu
(curiosity) yang besar terhadap apa yang membuat orang lain memiliki pemikiran
tertentu.
3. Memiliki Kesadaran Diri yang Kuat
Kesadaran
diri yang kuat membantu kita untuk bisa menangkap adanya perubahan yang terjadi
selama pembicaraan dengan rekan sejawat. Kita perlu mampu menangkap adanya
emosi/energi yang timbul dan mempengaruhi percakapan, baik dari dalam diri
sendiri maupun dari rekan kita.
4. Mampu Melihat Peluang Baru dan Masa
Depan
Kita harus mampu melihat peluang perkembangan yang ada dan juga bisa membawa rekan kita melihat masa depan. Coaching mendorong seseorang untuk fokus pada masa depan, karena apapun situasinya saat ini, yang masih bisa diubah adalah masa depan. Coaching juga mendorong seseorang untuk fokus pada solusi, bukan pada masalah, karena pada saat kita berfokus pada solusi, kita menjadi lebih bersemangat dibandingkan jika kita berfokus pada masalah.
C.
Prinsip Choaching
a. Kemitraan
b. Proses kreatif
c. Memaksimalkan potensi
D.
Prinsip dan Paradigma Berpikir Coaching dalam Supervisi Akademik
a. Caching
b. Kolaborasi
c. Konsultasi
d. Evaluasi
E.
Kompetensi Inti Choaching
1.
Kehadiran
Penuh/Presence
2.
Mendengarkan
Aktif
3.
Mengajukan
Pertanyaan Berbobot
4.
Mendengarkan
dengan RASA
F.
Percakapan berbasis TIRTA
1. Tujuan Umum
Kita
sebagai choach menanyakan tujuan yang ingin dicapai choachee
2. Identifikasi Masalah
Sebagai
coach kita mengidentifikasi hambatan apa yang dihadapi choache dan bagaimana
dalam mencapai tujuan yang diinginkan oleh choachee.
3. Rencana Aksi
Mengarahkan
dengan sebuah pertanyaan rencana apa yang akan dilakukan dalam mencapai tujuan
pada masalah yang dihadapi.
4. Tanggung Jawab
Kita
sebagai choach menanyakan komitmen apa setelah menyusun rencana aksi.
Bagaimana peran Anda sebagai seorang coach di sekolah dan
keterkaitannya dengan materi sebelumnya di paket modul 2 yaitu pembelajaran
berdiferensiasi dan pembelajaran sosial dan emosi?
Saya sebagai coach di sekolah, saya berusaha untuk menggali
potensi yang ada pada murid dan menuntunnya untuk memperbaiki lakunya karena sebagai
seorang coach di sekolah saya wajib dan harus menuntun segala kekuatan kodrat
(potensi) agar dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan sebagai manusia
maupun anggota masyarakat. Sebagai guru (coach) saya memberikan ruang kebebasan
untuk murid saya dalam menemukan kekuatan dirinya dan peran saya sebagai
pendidik atau sebagai 'pamong' dalam memberi tuntunan dan memberdayakan potensi
murid, murid tidak kehilangan arah dan menemukan kekuatan dirinya tanpa
membahayakan dirinya.
Keterkaitan dengan materi pada modul 2.1 yaitu Pembelajaran berdiferensiasi
adalah pembelajaran yang berdasarkan kebutuhan murid (kesiapan belajar murid,
minat murid dan profil belajar murid), sebagai coach dengan murid sebagai
choache, maka dengan melalui identifikasi kebutuhan belajar murid yang beragam dijadikan
dasar untuk proses pembelajaran sehingga dapat mengembangkan minat, bakat dan
potensi yang dimiliki murid, sesuai dengan apa yang menjadi filosofi Ki Hajar
Dewantara yaitu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya
pada murid dapat terwujud dalam merdeka belajar.
Keterkaitan dengan materi pada modul 2.2 Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) yaitu
keterkaitan tentang pengendalian emosi dalam diri yang meliputi kesadaran diri,
manajemen diri, pengambilan keputusan yang bertanggung jawab, kesadaran sosial
dan keterampilan berelasi sangat mendukung dalam proses choaching. Begitu pula
dengan PSE, dengan memahami PSE maka proses choaching akan tercipta kemitraan
dan saling menghargai antara choac dan choachee sehingga terscipta sebuah
empati karena seorang choach mampu mendengarkan dengan RASA, dan ada rasa ingin
tahu.
Bagaimana keterkaitan keterampilan coaching dengan
pengembangan kompetensi sebagai pemimpin
pembelajaran?
Coaching merupakan salah satu sarana untuk terlaksananya
sebuah supervisi akademik yang dapat dipastikan berjalan dengan benar yang
berfokus pada proses pembelajaran yang berpihak pada murid. Melalui coaching bertujuan
pula untuk pengembangan kompetensi pada diri pendidik. Pada rangkaian supervisi
akademik yang dijalankan melalui choaching ini dapat digunakan oleh kepala
sekolah untuk mendorong pada sebuah perbaikan dan juga pengembangan diri guru
di sekolah. Oleh karena itu, proses coaching adalah kunci pembuka potensi seorang
guru dalam memaksimalkan kinerjanya di dunia pendidikan yaitu di sekolah.
Komentar
Posting Komentar