PENGALAMAN PESERTA DIDIKKU SAAT PEMBELAJARAN JARAK JAUH
PENGALAMANKU SAAT PEMBELAJARAN JARAK JAUH (PJJ)
Halo...nama saya Noviana, kelas 6A
SD Negeri Rawa Kompeni. Saya diajar bapak Sudarwoto, S.Pd. Orangnya gendut dan
lucu. Saya kangen dengan beliau, tetapi karena adanya virus corona, jadi saya
hanya bisa melihat foto beliau di facebook (FB). Saya juga kangen dengan
teman-teman. Ingin rasanya saya segera masuk sekolah, bisa bercanda ria dan
berdiskusi dengan teman-teman saya. Tapi, karena virus corona masih belum reda,
jadi saya hanya bisa melihat teman-teman melaui foto-foto dan video yang ada di
grup FB kelas 6A.
Tadinya kami menggunakan grup WA,
tetapi karena WA kurang jelas dan tidak bisa mengunggah video yang cukup
panjang, akhirnya bapak guru saya membuat grup FB. Orant tua saya dan orang
tua teman-teman saya ditanya, apakah
sudah mempunayai akun FB, dan hampir kami semua mempunyai akun tersebut. Ada
bebrapa teman saya yang belum mempunyai akun FB, tetapi dengan mudah bisa
membuat akun tersebut. Pak guru juga menjelaskan kelebihan-kelebihan
menggunakan FB untuk pembelajaran jarak jauh. Akhirnya kelas saya yang dibimbing
bapak guru saya membuat grup FB. Saya sangat senang karena selain FB mudah
dibuat, juga mudah untuk dilihat serta dapat mengunggah foto dan video tugas
saya. Video yang saya buat walau
durasinya cukup panjang, tetap bisa diunggah, tidak seperti menggunakan WA
seperti ketika pertama melaksanakan pembelajaran jarak jauh ketika itu.
Pada kesempatan kali ini saya akan
menceritakan pengalaman saya selama pembelajaran jarak jauh atau PJJ. Saat awal
berkembangnya pandemi corona ini, pemerintah menginstruksikan kepada warga
untuk melakukan sosial distancing, physical distancing, dan juga pembatasan
sosial berskala besar atau PSBB guna menekan penyebaran virus corona lebih
luas. Akhirnya sekolah pun diliburkan selama dua minggu dan siswa diharuskan
belajar di rumah. Awalnya saya kira belajar di rumah ini hanya selama 14 hari
saja, tetapi seiring dengan berkembangnya pandemi covid-19 ini, akhirnya sampai
sekarang sekolahpun masih tidak boleh tatap muka dan saya harus belajar di
rumah secara online dengan bimbingan guru dan orang tua.
Selama Pembelajaran Jarak Jauh atau
PJJ ini, saya merasakan senang juga sedih. Saya merasa senang karena memiliki
waktu luang lebih banyak di rumah yang bisa saya gunakan untuk kegiatan
lainnya, seperti membantu ibu, melakukan hobi dan bermain. Biasanya jika libur
sekolah tiba, saya selalu merasa senang, saya bisa bejalan-jalan bersama
keluarga, baik berkunjung ke rumah saudara, maupun bertamasya. Saya juga bisa
bermain ke rumah teman-teman. Tetapi kali ini saya juga merasa sedih karena
tidak bisa bertemu dengan teman-teman dan guru-guru di sekolah untuk waktu yang
lama serta suasana belajarpun serasa ada yang kurang. Biasanya saya belajar di
ruang kelas bersama guru dan teman-teman, kami belajar bersama dan sesekali
bercanda, berdiskusi juga bercengkerama. Itulah yang membuat suasana belajar
menjadi lebih hidup. Tetapi setelah adanya pandemi ini kami diharuskan belajar
masing-masing di rumah. Belajar sendirian, walau kadang didampingi orang tua
dan juga kakak saya. Tetapi orang tua saya tidak bisa memahami pelajaran
sekolah saat ini. Orang tua saya hanya bisa memberikan semangat kepada saya
untuk tetap harus belajar.
Memang, awalnya saya merasa tidak
nyaman dengan melakukan Pembelajaran Jarak Jauh atau PJJ ini, karena banyaknya
tugas dan adanya rasa bosan karena harus belajar sendiri. Tetapi makin lama Pembelajaran
Jarak Jauh ini cukup menyenangkan,
karena selain melihat video pembelajaran yang menarik dari pak guru, saya juga
dapat memanfaatkan waktu sebaik mungkin dan menjadi lebih mandiri. Juga dapat
mengetahui dan mempelajari teknologi terkini. Bahan pembelajaran yang
disampaikan gurupun sangat baik, dengan memberikan dan menjelaskan materi serta
video pembelajaran, sehingga saya dapat paham dengan pelajaran yang diberikan.
Bila saya dan teman-teman merasa belum memahami materi yang disampaikan melalui
video tersebut, kami dipersilakan untuk bertanya secara langsung kepada guru,
baik secara individu maupun disampaikan melalui grup FB khusus kelas kami.
Pada pukul 07.30 dan kadang-kadang
pukul 08.00, video pembelajaran dari pak guru sudah mulai tayang di grup FB
kelas kami. Untuk itu pagi-pagi setelah saya mandi dan sarapan pagi, saya sudah
siap untuk belajar online. Saya menyaksikan dan memperhatikan video dengan
seksama yang pak guru berikan. Sangat menarik sekali videonya, selain materi
yang sesuai dengan buku tema yang dibagikan atau dipinjamkan, juga ada
gambar-gambar menarik dan lagu pengiringnya juga sangat enak di dengar. Saya
suka memutar berulang-ulang, selain saya ingin memahami materinya, saya suka
mendengar musiknya. Musiknya itu pas disesuaikan dengan tema materinya, jadi
senang sekali saya sambil mengikuti menyanyikan lagu tersebut. Misalnya pas
materi sejarah, lagu pengiringnya lagu-lagu wajib nasional, pas materinya
tentang lingkungan, lagunya juga tentang lingkungan. Pokoknya enak deh
belajarnya. Pada setiap video pembelajaran yang diberikan pak guru, diakhir
video selalu diingatkan untuk selalu menjaga kesehatan, memakai masker apabila
keluar rumah dan selalu cuci tangan. Tidak lupa untuk menjaga jarak.
Setiap selesai menyaksikan video
yang diberikan, saya mengerjakan tugas-tugas yang diberikan. Kata pak guru,
tugas harus di foto dan diunggah di kolom komentar video materi saat itu, juga
foto kami sedang belajar. Selain itu, kami juga harus mengisi daftar hadir di
kolom komentar, jadi saya suka paling awal mengisi daftar hadir. Ada beberapa
teman saya yang tidak mengisi daftar hadir, atau mengunggah foto hasil tugasnya
karena kabar yang saya dengar Hpnya dibawa orangtuanya kerja. Dan pak guru
pernah mengumumkan kalau pengunggahan tugas bisa samapai malam. Itulah yang
membuat senang kami dan orang tua kami, karena pembelajaran jarak jauh ini bisa
disesuaikan dengan keadan kami.
Tugas yang pak guru berikan ada di
video materi, dan juga ada di buku tematik yang dipinjamkan kepada kami. Jadi
kami dapat mengerjakan tugas-tugas dengan mudah. Kami bisa membaca ulang materi
pada buku tematik. Tugas yang diberikan pak guru tidak hanya tugas mengisi
pertanyaan-pertanyaan saja, kami juga diberi tugas untuk membuat video kegiatan
dan praktikum. Setiap hari Sabtu, kami tidak belajar materi, tapi kami diberikan
tugas pak guru untuk memfoto dan membuat video membantu orang tua, misalnya
membersihkan tempat tidur, menanam dan menyiram bunga di halaman rumah, menyapu
lantai, mencuci piring, membantu memasak ibu dan lain-lain.
Selain tugas kegiatan membantu orang
tua, kami juga mendapat tugas melakukan kegiatan senam dipagi hari, menari,
menyanyi, membaca puisi, membuat iklan, membuat reklame, dan masih banyak lagi.
Pokoknya senang deh, karena kami tidak jenuh dengan tugas-tugas menjawab dan
mengisi soal-soal materi. Yang lebih menyenangkan lagi, kami diberikan tugas
praktikum. Praktikum yang pernah kami lakukan adalah membuat energi alternatif,
membuat jamu penangkal corona, membuat tempat cuci tangan sederhana di depan
rumah dan memilah sampah organik dan anorganik, serta membuat tulisan hemat
energi. Dengan tugas praktikum yang diberikan pak guru, jadi saya tahu bahwa energi
listrik itu bisa terdapat dalam kentang, dan teman saya membuat energi
alternatif dari buah belimbing. Wah... pengetahuan saya jadi bertambah dengan
melihat video teman-teman saya di grup FB kelas kami.
Pada bulan Agustus lalu, saya dan
kami semua mendapat tugas dari pak guru menyanyikan lagu “Hari Merdeka” dengan
berseragam lengkap. Saya sangat sedih, sebab biasanya ketika memperingati hari
kemerdekaan 17 Agustus di sekolah diadakan aneka lomba permainan yang menarik,
tetapi sekarang hanya bisa menyanyikan lahu Hari Merdeka di rumah. Sedih
rasanya, tetapi mau gimana lagi, saya harus bisa melakukan itu semua dari
ruamh. Saya juga melihat teman-teman yang mengunggah videonya di grup FB kelas
kami menyanyikan lagu Hari Merdeka, ingin rasanya saya bernyanyi bersama mereka
seperti tahun-tahun lalu, tapi apa daya, ini demi kebaikan kita semua, yang
penting kami tetap semangat melaksanakan Pembelajaran Jarak Jauh ini.
Saat kami diberikan tugas membuat
makanan atau minuman dari tumbuhan, saya membuat cingcau. Bersama kakak dan
orang tua saya, saya berhasil membuat cingcau, dan pak guru memberiku nilai
100. Saya sangat senang sekali. Dan saya juga melihat video teman-teman, ada
yang membuat kunyit asam, susu jahe, bahkan temanku yang bernama Shendy, dia
mengolah bunga matahari menjadi kuaci. Sungguh merupakan pengalaman yang sangat
berharga bagi saya. Walau kami belajar secara online atau Pembelajaran Jarak Jauh,tetapi
tidak menghambay kami untu menambah ilmu, jadi bertambah ilu, saya juga senang karena
saya bersama teman-teman tambah kreatif. Kami juga pernah diberikan tugas
membuat prakarya dari barang bekas. Barang bekas tersebut adalah barang bekas
yang bisa didaur ulang. Untuk siswa perempuan ditugaskan membuat bunga dari
barang bekas, dan untuk siswa laki-laki membuat tas dari kardus. Saya dan
teman-teman perempuan membuat bunga dari plastik. Senang sekali saya membuatnya,
ternya barang bekas bisa dimanfaatkan untuk hiasan.
Pak guru saya juga suka memberikan
quis. Bagi yang dapat menjawab quis paling cepat dan paling benar, kami
diberikan hadiah. Hadiahnya sih tidak besar, hanya pulasa lima ribu rupiah,
tapi kami sangat senag dan bertambah semangat. Namun pak guru ketika penerimaan
raport pada semester satu kemarin tidak memberikan juara kelas. Biasanya saya
menjadi juara kelas, saya dari kelas satu selalu mendapat juara kelas, tetapi
untuk kali ini saya harus berlapang dada untuk tidak menjadi juara. Pak guru
memberikan penghargaan piagam yaitu siswa yang paling aktif, sangat akatif dan
aktif. Saya sangat bangga karena saya masuk dalam katagori paling akatif.
Karena saya selalu mengerjakan tugas-tugas dengan baik dan selalu aktif
mengunggah foto dan video tugas dari pak guru. Piagam tersebut saya tempel di
dinding kamar saya, karena pesan pak guru, jadikan piagam itu untuk penyemangat
belajar walau belajar dari rumah. Orang tuaku juga sangat mendukung saya, kakak-kakak
saya pun juga ikut senang dan bangga.
Selain tugas kami di foto atau
divideokan dan diunggah di FB, setiap hari Sabtu kami mengumpulkan tugas yang
diberikan pak guru pada buku tugas. Buku tuga kami ada dua, apabila buku tugas
kami yang satu dikumpulkan, kami menggunakan buku tugas dua karena yang buku
tugas satu dikoreksi. Kenapa tidak setiap hari kami mengumpulkan tugas, karena kata
pak guru kalau tidak ingin sering-sering berkumpul takut tertular atau terkena
virus corona. Yang mengumpulkan tugas adalah orang tua masing-masing siswa, saya
tidak boleh ikut, padahal saya ingin sekali melihat sekolah. Saya ingin melihat
taman sekolah yang rindang, ingin melihat kelas yang dilukis pak guru, ingin
melihat pojok baca kelas dan juga ingin melihat kebun sekolah. Tetapi saya
harus menunda keinginan saya itu sampai virus corona hialang.
Dalam Pembelajaran Jarak Jauh ini
saya juga ada kendala. Koneksi internet sering sekali tidak stabil dan kuota
internet menjadi cepat habis. Saat saya sedang mengirimkan foto dan video tugas
hasil belajar kepada guru di grup FB kelas saya, sering sekali gagal terkirim
karena koneksi internet yang lelet. Inilah yang menjadi kendala saya dalam Pembelajaran
Jarak Jauh ini. Meskipun begitu, saya tetap semangat dalam belajar online dan
sejauh ini saya mendapat nilai bagus ketika guru memberikan nilai online.
Namun, sebenarnya saya lebih senang apabila secepatnya bisa belajar di sekolah.
Pak guru saya juga mengatakan, kelak
kalau virus corona sudah hilang dan semua siswa sudah lulus, sudah pada dewasa,
FB grup kelas saya ini bisa untuk kenang-kenangan, bisa dilihat kembali dan
bisa diingat bahwa kami pernah belajar online karena adanya suatu wabah yang
menakutkan. Untuk itu saya selalu aktif dan selalu mengunggah tugas dengan baik
agar suatu saat saya dapat melihatnya dan saya akan selalu ingat masa-masa
sekolah dengan belajar secara online.
Jujur saja, saya merasa kangen bisa
bertemu dan bermain bersama teman-teman di sekolah. Saya juga ingin belajar
sambil bercanda lagi dengan pak guru yang lucu di sekolah. Selain lucu apabila
menjelaskan materi, sangat enak dan mudah dipahami. Apalagi pelajaran
matematika, saya sangat senang dan cepat mengerti apa yang dijelaskan pak guru.
Pak guruku yang gendut itu, jarang marah, tetapi selalu memberi nasehat apabila
kami nakal. Kadang kalau mau pulang, kami diberikan pertanyaan-pertanyaan, yang
bisa menjawab duluan, bisa pulang duluan juaga. Pokoknya kangen sekali saya
belajar di sekolah.
Saya juga kangen dengan teman-teman
ketika sedang olah raga, main lari-larian di halaman sekolah ketika istirahat,
dan jajan bersama teman-teman di kantin sekolah. Jika harus memilih, saya lebih
senang belajar di sekolah seperti biasa, daripada belajar di rumah. Apalagi
sekarang saya sudah kelas 6, sebentar lagi masuk SMP, tentu saya harus banyak
ilmu pengetahuan. Saya ingin masuk sekolah SMP negeri yang saya inginkan.
Semoga pandemi ini cepat berakhir, sehingga saya dan teman-teman dapat kembali
belajar di sekolah dan semua orang dapat melakukan aktivitas dengan bebas lagi
tanpa rasa khawatir.
Demikian cerita pengalaman saya
selama pembelajaran jarak jauh (PJJ) ini. Dan saya ingatkan kepada teman-teman,
kita harus mematuhi protokol kesehatan yang sudah dicanangkan oleh pemerintah,
kita harus patuh dan menaatinya. Kita harus selalu memakai masker setiap keluar
rumah, dan selalu memncuci tangan setelah keluar rumah. Jangan berkumpul
membuat kerumunan, karena itu sangat berbahaya, kita harus menjaga jarak agar
terhindar dari penularan wabah corona. Terimakasih.
Masya Allah ......semangat menulis ya Novi......semoga jadi penulis hebat kelak👍
BalasHapusMakasih suport nya Bu Helwi
Hapus