RESUME "PERTEMUAN KE 7" BELAJAR MENULIS

 


RESUME MATERI           : PERTEMUAN KE 7

JUDUL                               : MENGATASI WRITER'S BLOG

HARI DAN TANGGAL    : SENIN, 18 OKTOBER 2021

PEMATERI                        : DITTA WIDYA UTAMI, S.Pd., Gr.

MODERATOR                   : MAESAROH, M.Pd

OLEH                                 : SUDARWOTO


Prakata

Hari ke 7 sudah "Belajar Menulis" kita jalani. Namun baru beberapa tulisan yang saya tulis di blok saya. Mudah-mudahan, esok atau lusa lebih bersemangat lagi untuk menulis. Dengan segala ilmu yang Narasumber telah berikan, mudah-mudahan memotivasi diri untuk menulis dan banyak menulis lagi. Malam ini dengan judul "Mengatasi Writer"s Blok", saya coba merangkum dengan membuat resume selengkap mungkin agar dapat saya ulang baca di esok hari untuk mengingat dan memperkaya ilmu menulis di blok.

PEMBUKAAN

Pukul 19.00 Moderator memulai acara dengan mengunci WA geup agar konsentrasi peserta terfokus pada materi. Membuka acara dengan mengucapkan salam, moderator mulai "beraksi". 

"Assalamualaikum Wr.Wb. Selamat malam Bapak/Ibu hebat Penggiat Literasi se-Nusantara. Malam ini berjumpa kembali dengan Sang Blogger Milenial. Semoga semangat literasi Bapak/Ibu semakin mengudara hingga sampai pada puncak paling elegan dan punya tempat di hati para penikmat tulisannya. Malam ini saya akan membersamai Narasumber cantik nan cerdas asal Subang, setelah minggu kemarin kami colab menjadi Narsum di kelas PPPK, malam ini Alhamdulilah colab di kelas menulis gelombang 21 dan 22. Materi yang akan dibawakan bu Ditta adalah Mengatasi Writer's blocks. dimana sebagai penulis pemula, WB merupakan gejala paling umum ditemukan.". Begitulah moderator membuka acara dengan penuh motivasi.

Narasumber tidak lupa memperkenalkan Narasumber agar para peserta merasa mengenal lebih dekat, dan apabila sudah dekat, materi dapat tertangkap dengan mudah.

Berikut Profil Narasumber;

Narasumber cantik nan cerdas asal kota Subang. Sang peraih Penghargaan Bupati Subang (2020), pula peraih Penghargaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Subang sebagai guru berprestasi (2021). Prestasi literasinya yang membanggakan hingga karyanya yang mampu menembus Penerbit Mayor, memberikan jejak prestasi  literasi yang baik bagi tanah Subang.

Beliau gemilang dengan karya di masa muda yang membahana, semangat literasi yang luarbiasa memikat hati para pembaca. 

Beliau adalah perempuan  cerdas bernama Ditta Widya Utami, S.Pd., Gr.

Mengawali karir sebagai peserta kelas menulis PGRI pada gelombang 7, beliau mampu membuktikan kepiawaiannya dalam menulis, hingga naik kelas menjadi moderator dan menjadi Narasumber di berbagai pelatihan.

Moderator mengajak melihat lebih jelas dengan melihat dalam CV berikut;
https://dittawidyautami.blogspot.com/p/profil.html

MATERI INTI

Dengan keramahan hati, Narasumber menyapa pesrta semua dengan ucapan salam dan ucapan terimakasih pada tim "TIM BELAJAR MENULI", serta rasa senangnya dapat bersama dengan peserta belajar menulis pada malam ini.

Narasumber mempersilakan peserta untuk menulis 3 kata: HUJAN, PAGI, HANTU

Berikut tulisan dari peserta sebagai tantangan Ibu Nara Sumber
1. 
Nama : Euriah Lamani
Gelombang :22
Asal daerah  medan

Tulisan:  Tanpa terasa sudah lebih dari 15 menit hujan turun dengan lebatnya, ndelalah malam ini tepat malam Kliwon, yang menurut kabar ntah darimana kebenarannya, malam Jumat identik dengan Hantu. Apa yang harus kulakukan?
Sampai tengah malam seperti ini, aku tak dapat memejamkan mataku karena hujan deras disertai petir, aku khawatir proyek kerupuk ku tidak bisa dijemur pagi hari. 
Ntah lah ..

2.
Nama : Jaitun
Gelombang : 22
Asal Daerah : Seruyan (Kal-Teng)

Malam itu hujan deras sekali, saya bersama teman saya sedang menjaga Abah Mama di Rumah Sakit, ketika melintas di ruang sebelah, teman saya nyaii ronggeng kaget dan ketakutan melihat seorang perempuan duduk sendu sambil menggendong bayinya, yang dikiranya hantu saya juga ikutan ketakutan, ehh besok pagi nya kami lihat kembali, ternyata hanya sebuah patung batu.

Sekian terima kasih, kisah dari saya.

3.
Nama : Elyda Gusti Nasution
Gelombang : 22
Asal daerah : Padangsidimpuan, Sumatera Utara

Tulisan 
Hari ini hujan turun, membasahi tanah Sidempuan. Aku berangkat menuju 'rumah ilmu' pada pagi hari ditemani dengan sejuknya cuaca. Sejumlah tugas dan agenda telah menghantui pikiranku. Berharap semuanya mampu ku selesaikan dengan baik. Tetap dan terus berusaha serta berdo'a.

4. Nama Romdiyah 
Gel 22
Hujan turun begitu deras dan begitu lama hingga menghabiskan waktu sepanjang hari. Dunia begitu terasa sejuk. Yang terdengar hanya suara rintikmu yang seolah kau sedang mencurahkan apa yg ada dilangit 
Seperti hati ini yg sedang larut dalam rasa pilu... 
Ingin kuteteskan airmata ini sederas hujan hari ini 
Agar setidaknya bisa kenghilangkan rasa pilu hatu karena kehilanganmu
Untukmu yg ada  disana ... 
Rinduku terbentur nisan 
Mama merindukanmu 
Mama titip air mata ini bersama rintik deras hujan
Tuhan sejukkan hati ini sesejuk derasny hujan hari ini 
Love you my son 
Tenanglah dialammu yang baru

5.
Nama : Istianah
Gelombang : 22
Asal daerah : Kutai Kartanegara

Tulisan:
Hujan tak kunjung reda
Pagiku jadi tak bergairah
Enggan menggapai asa
Malas kembali bersemayam
Menjadi hantu kehidupan
Yang terus membayang

6.
Nama : Mulyanita
Gelombang : 22
Asal daerah : Bekasi

Pagi ini, hujan turun dengan derasnya. Mengajak kabut dingin yang membuat jiwa ingin tetap lelap dalam selimut hangat. Namun panggilan ayam yg berkokok memanggil raga untuk bangkit. "Rasa malas ini tidak boleh menjadi hantu bagi masa depanku", begitu caraku memotivasi diri pada pagiku ini.

Dari tulisan peserta diatas, Narasumber menyampaikan bahwa, sebagian mungkin ada yang masih merasa malu, takut tidak sesuai kaidah, takut dibandingkan dengan hasil orang lain, dsb. Sehingga tidak menulis juga.

Apa-apa yang saya sebutkan tadi adalah contoh penyebab WB, Wikipedia mengartikan writer's block sebagai keadaan saat penulis kehilangan kemampuan menulis atau tidak menemukan gagasan baru untuk tuli. Keadaan ini bisa menimpa penulis pemula maupun profesional.

Apa itu writer's block ?


WB juga tidak terbatas pada penulis buku saja. Blogger, mahasiswa yang sedang menyusun tugas akhir, screen writer (penulis naskah seperti untuk film, sinetron), script writer (penulis teks untuk dibacakan pembaca berita), dll juga bisa mengalami WB.

Dalam sebuah artikel di idntimes disebutkan bahwa berdasarkan sebuah penelitian dari Yale psychologists pada tahun 1970 dan 80-an yang akhir-akhir ini kembali ditinjau New Yorker, writer's block merupakan hal yang konkrit dan fenomena yang bisa diatasi.

Untuk memahami fenomena ini, dua orang psikolog, Jerome Singer dan Michael Barrios pun mengadakan sebuah penelitian terhadap para penulis dengan latar belakang berbeda.

Beberapa penyebab WB;


Topik yang asing atau mencoba metode baru dalam menulis bisa membuat kita mengalami WB.

Bagaimana solusinya?
Antara lain bisa dengan mempelajari lebih seksama terkait metode baru tersebut (misal terbiasa menulis cerpen kemudian harus menulis KTI). Atau jika terkait tema, kita bisa jeda sedikit saat menulis lalu membaca referensi tambahan terkait tema untuk memperkaya wawasan dan kosa kata.

Stress juga bisa jadi penyebab WB.

Anda yang terlalu khawatir dengan penilaian orang, bisa jadi menyimpan tulisan untuk dikenang. #eh alias disimpan sendiri.

"Orang bakal suka gak ya? Ini dah sesuai KBBI belum ya? Diksinya dah oke belum ya?" daaan berbagai pertanyaan sejenis bisa membuat kita terserang WB.

Untuk kasus ini, kita harus selalu ingatkan pada diri sendiri bahwa "kita tak akan pernah bisa membuat semua orang suka dengan kita, tapi yakinlah bahwa apa yang kita tulis akan tetap bermanfaat minimal bagi diri sendiri (bukankah menulis pun bisa jadi terapi psikologi?).

WB bisa juga menjadi indikator bahwa fisik/mental kita sedang lelah. Banyak pekerjaan misalnya. Selain lelah fisik, work under pressure juga bisa menyebabkan kita lelah secara mental. Nah, saat ini terjadi, yuk ambil nafas sejenak dan rehatlah. Refresh kembali hati, fisik dan pikiran kita.

Hal lain yang juga bisa menjadi penyebab WB adalah terlalu perfeksionis. Misal tulisannya harus dibaca ratusan dan ribuan orang (kalo gak gitu gak akan nulis). Tulisannya harus jadi juara lomba (kalo gitu mungkin g bakal ikut lomba) dsb. 

Memiliki target dalam menulis itu penting. Tapi jangan sampai hal tersebut membuat kita terlalu perfeksionis sehingga malah kehilangan ide ide baru untuk menulis.

Simulasi di atas adalah contoh dari menulis bebas. Namanya juga menulis bebas, aturan penggunaan tanda baca dll yang sesuai PUEBI bisa dikesampingkan terlebih dahulu. Yang penting nulis dulu. Kalau pun masih ada yang salah, masih bisa diperbaiki.

Disini bisa kita cek bahwa ada beberapa tulisan dari peserta yang typo, belum menggunakan tanda baca, dsb. But it's ok. Mengapa? Karena hal tersebut bisa di revisi lagi.

Melansir dari laman Writer’s Digest, menulis bebas akan membantu melatih otak dalam hal menggali kata-kata yang sebenarnya sudah ada di dalam kepala sejak lama, dan memberikan tempat untuk kata-kata baru tersebut dalam proyek tulisan yang sedang kita kerjakan saat ini. 
Dengan melakukan kegiatan menulis bebas secara rutin, kita bahkan bisa menemukan ide-ide baru untuk menulis banyak hal lain. Ini tentu saja bermanfaat dalam menyembuhkan penyakit WB.

Contoh tulisan bebas pertama dari Narasumber untuk pembelajaran dapat dilihat di link; https://dittawidyautami.blogspot.com/2021/07/saat-mulut-bekerja-lebih-cepat-daripada.html

TANYA JAWAB

P1
Hilman_Kep.Babel

Berdasarkan pengalaman nara sumber, apakah nara sumber pernah mengalami WB, bagaimana cara mengatasinya...?

J1
Oh tentu saya pun pernah.

Kalau saya sedang terserang WB, biasanya saya berhenti menulis sejenak dan melakukan aktivitas lain yang juga saya sukai.
Misalnya jalan-jalan, membaca buku ringan, menonton film, dsb. Pokoknya yang bisa jadi mood booster juga, termasuk makan ice cream dan coklat 
Begitu Pak Hilman.

P2
Assalamualaikum warahmatullahi wabaraokatuh semoga sehat dan sukses iya Bu ,may ,sy p Rusmana dari Jakarta ,ijjin bertanya sama Bu Ditta ,1,berapa lama WB itu bisa ,hilang atau normal ,dan apakah ada dampak terhadap karya tulis nya ,? nuhun ibu.

J2
Berapa lama WB bisa terjadi?
Jawabannya tergantung seberapa cepat seorang penulis mampu mengatasi kondisi BW tersebut.
Dengan kata lain, WB bisa terjadi dalam hitungan menit, jam, hari, bulan, bahkan bertahun-tahun.
Kalau kita tak segera bangkit atasi WB, tentu karya tulis tak akan jadi jadi. Atau ... Jadi namun dengan hasil yang pas pasan (contohnya karena mau tak mau memang harus dikumpulkan seperti laporan)

P3
Ass...terimakasih ilmunya bun. Saya Umi Agus Farida mhn izin bertanya. Masa pandemi masa guru dan siswa belajar PJJ. Bagaimana cara untuk menimbulkan gairah membaca dan menulis atau literasi siswa pd umumnya, terimakasih.

J3
Wa 'alaikum salam,
Terima kasih pula atas pertanyaannya, Umi.
Di sekolah sebetulnya sudah ada GLS ya, Gerakan Literasi Sekolah. Bahkan sudah ada aturan resminya dari pemerintah.
Mulai dari tahap pembiasaan, anak dibiasakan membaca 15 menit. Pada tahap ini anak bebas memilih buku yang disukai. Yang penting muncul minat baca dulu.
Lanjut ke tahap kedua, siswa harus mulai berkarya dari apa yang dibaca. Misal diminta membuat resume dengan canva, membuat infografis, dsb.
Tahap ketiga harus terintegrasi dalam pembelajaran dan dinilai oleh guru mapel. Buku yang digunakan sudah spesifik, yaitu buku nonteks (penunjang pembelajaran, misalnya ensiklopedia, buku novel tentang Gadjah Mada untuk pelajaran sejarah, pokoknya ada kaitannya dg pembelajaran).

P4

Selamat malam
Nama: nyoman Sipi
Dari. Bali
Izin bertanya kepada Ibu Narasumber. Bagaimanakah cara menghadapi WB

J4
Selamat malam juga Pak Nyoman..

Cara menghadapi WB berdasarkan paparan malam ini antara lain :
✓ pelajari metode/topik yang akan ditulis secara lebih seksama
✓ refreshing hati, otak, dan fisik
✓ lakukan menulis bebas
✓ hindari terlalu perfeksionis
Oh ya, Pak Nyoman juga boleh coba menulis bareng. Ini bareng beneran ya ... Alias menulis bersama di tempat dan waktu yang sama.
Menulis bersama rekan kerja juga dapat mengurangi perasaan cemas saat menyelesaikan pekerjaan.

P5
Assalamualaikum, saya Widy Kaneko asal SMP Negeri 194, Jakarta Timur, mau tanya gelar yang dibelakang gelar apa itu ya ( Gr )

J6
Wa 'alaikum salam
Gelar itu saya dapatkan setelah lulus PPG Dalam Jabatan untuk guru.
Sebelumnya saya sudah bertanya terkait penggunaan gelar Gr kepada panitia PPG.
Jawaban dari panitia adalah, kami (para lulusan PPG Daljab) berhak menambahkan gelar Gr tersebut (meski beberapa ada jg yang tidak dan kadang di beberapa kesempatan pun saya tak gunakan gelar tersebut).

P6
Assalamualaikum Mbak may sudah jdi moderator kita malam ini, Terima kasih mbak ditta yang muda yang berkarya seperti slogan parpol aja ya hehehe, Salam kenal saya Herma. Setelah dapat penjelasan hal yg menyebabkan WB & tips mengatasinya, saya penasaran nih
1. Mbak ditta sendiri pernah mengalami WB biasanya karena apa?
2.hal pertama  yg mbak ditta lakukan saat mengalami WB apa ya
3. Bagi tips nya mbak di usia yg muda sudah banyak karya
Terimakasih

J7
1. Karena kesibukan padahal g boleh jadi alesan ya. Misal sekarang, karena sedang bertugas jadi pengajar praktik program guru penggerak, jadi nulisnya pindah dulu dari blog ke nulis "jurnal pendampingan, laporan lokakarya, dll". Saya juga orang yang mobile, tapi rider. Hihi bawa motor. Kan bahaya ya nulis sambil bawa motor.
2. Hal yang pertama dilakukan saat WB, melakukan apa yang saya sukai. Dan untuk menyiasati, kesibukan, kadang saya juga membuat outline tulisan dulu, agar jika nantinya sibuk bisa poles dikit dan tetap update.
3. Berkarya lah sesuai dengan passion kita. Sesuai dengan apa yang kita sukai dan kuasai. Dengan begitu, halang rintang apa pun insya Allah akan bisa kita lalui.

Prestasi adalah bonus, yang penting kita tetap tergerak, bergerak, dan menggerakkan

P7

Assalamualaikum wr wb
Perkenalkan nama saya Widya, dari Malang. 
Bunda Ditta yang luar biasa.
Bisa dikatakan WB merupakan penyakit seorang penulis. 
✅Pertanyaan saya : Apakah gejala kita terserang WB? 
✅Apakah gejala WB ini bersifat personal atau umum. Jadi tidak sama gejalanya antara satu orang dengan orang yang lainnya.
✅Saat WB menyerang bolehkah kita jeda, tidak menulis dulu. Dan berapa lama kira kira masa penyembuhan dari WB ini? 
Maturnuwun atas penjelasannya. 
Salam Arema✊🏻 Satu Jiwa

J7
Wah samaan nih ada Widya nya. Hhe
Gejala sudah disebut di awal ya, misal "kita bingung mau nulis apa, tiba-tiba gak ada ide, gak nulis-nulis karena takut dikritik, dsb"
Gejala WB bersifat personal. Antara satu orang dan yang lain bisa berbeda. Karena penyebabnya juga bisa berbeda. Kalo saya sedang stress misalnya, Bu Widya mungkin g akan stress kan? Hhee jadi, mungkin saya terserang WB akibat stress namun Bu Widya terserang WB karena penyebab yang lain.
Boleh jeda asal jangan lama-lama. Berapa lama kita terserang WB, tergantung pada seberapa cepat kita memutuskan untuk bangkit dari WB.

P8
Ass... nama saya Romdiyah, tema apa yang harus kita ambil untuk penulis pemula agar bisa control bacaan atau tulisan kita

J8
Wa 'alaikum salam
Pilihlah tema yang paling disukai atau paling dikuasai.

P9
Salam hangat' saya sudah berulang - ulang mencoba menulis di blog ..namun masih juga merasa tidak PD.. izin tanya agar tulisan saya bisa di koreksi sebaiknya tulisan saya di kirim kemana?? Selain resume.

J9
Salam hangat juga,
Jika ingin minta dikoreksi, silakan share link-nya ke teman-teman atau grup grup menulis yang diikuti. Minta untuk "dikoreksi".
Tapi hati hati ya ... Ketika meminta dikoreksi, maka siapkan mentalnya untuk menerima saran dan masukan.
Jangan sampai judulnya minta "koreksi", tapi setelah dikoreksi malah baper. Hhee
Serahkan pada ahlinya. Begitu kurang lebih.

P10
Saya Bertanya ,,,,Nama Arham Gelombang 21 .  Menulis memiliki banyak manfaat. Hal ini yang membuat kegiatan menulis sangat menyenangkan bagi yang menyukainya. Menulis dapat berbagi pengalaman dan pengetahuan. Terlebih lagi jika tulisannya bisa menginspirasi banyak orang. Namun banyak juga penulis yang mengalami Writer's Block, nah jurus jitu mengatasi penulis pemula apa sebenarnya ?

J10
Nah kalau ini lebih ke penyebab WB terakhir ya ... Cenderung perfeksionis atau bisa juga stress.
Penulis pemula kadang terlalu sibuk memikirkan apakah tulisannya sudah sesuai kaidah tata bahasa, sesuai PUEBI, dsb. 
Selain itu, kadang penulis pemula juga khawatir apakah tulisannya akan dibaca atau tidak. Akan menginspirasi atau tidak, dsb. Hal itu bisa menyebabkan penulis pemula mudah stress bahkan sebelum tulisannya jadi.
Ingat slogan OM JAY; Menulislah setiap hari dan buktikan apa yang terjadi

P11
Assalamualaikum.wr.wb
bunda  Dita dan bunda  May...
sy Maryani dr Mempawah Kalbar..
Menurut bunda..sebagai penulis apakah bisa kita membuat tulisan tentang pengalaman hidup orang lain dengan cerita singkat tentang kisah hidupnya..
Terima kasih bunda..

J11
Wa 'alaikum salam,
Oh tentu saja bisa
Buku solo saya yang pertama, Lelaki di Ladang Tebu misalnya adalah kumpulan cerpen yang kisahnya terinspirasi dari murid-murid saya.

P12
Bismillah, Mba Ditta Cantik yang luar biasa...
Ijin bertanya, sebenarnya ingin sekali punya karya berupa tulisan, namun kesibukkan di sekolah, krena diamanahkan tugas2 yang sangat menyita waktu dan fikiran, belum lg sbgai seorang IRT, sbagai anak juga, yg terjadi adalah tdk adanya waktu khusus, lelah fisik dan fikiran, stress... Nah gmna solusi bijaknya? Terima kasih Mba Ayu, Mba Ditta
Bu Jaitun, Seruyan

J12
Solusinya, cari waktu dimana mood ibu paling bagus.
Misal saat pagi sebelum subuh. Ketika pikiran masih fresh, sempatkan menulis.
Bisa juga gunakan teknik "hanya 5 menit"
Pernah dengar anak bilang "ntar Mah, maennya 5 menit lagi". Apa yang terjadi? Biasanya bablas lewat dari 5 menit.
Jadi, bisa tuh kita terapkan.
Buat afirmasi positif terhadap diri sendiri.
Misal "Bismillah, pagi ini mau nulis ah walau cuma 5 menit".
Lalu rutinkan.

P13
Assalamu'alaikum..saya Euriah Lamani, penjelasan Bu Ditta kan sebelumnya memberikan solusi ya bagaimana menghadapi WB, nah kira2 ada ga kesalahan fatal yg kita lakukan ketika kita sedang mengalami WB
Terimakasih

J13
Wa 'alaikum salam
Kesalahan fatal ketika kita mengalami WB adalah saat kita enggan untuk melawan WB itu sendiri.
Bayangkan, apa jadinya mahasiswa yang sedang menyusun skripsi kemudian terserang WB lalu tidak mau belajar menghadapi WB nya?
Atau seorang jurnalis misalnya? Kalau membiarkan WB terus menerus ya bisa bisa dipecat kan ya?
 
P14

Assalamu'alaikum, ijin bertanya bu.saya anis dari pangkalpinang. pembahasanya seru yg td saya dak paham situasi WB skrg jd tau.bahkan baru sadar saya sering mengalaminy saat kita lg asik menulis tiba2 berhenti dg berbagai macam sebab dan mau lanjut ideny sudah beda dg feel yg brbeda jga...gimana ya bu kan jadi dak tuntas pd ide semula? terimakasih

J14
Wa 'alaikum salam
Alhamdulillah jika materinya bermanfaat.
Nah boleh dicoba dengan membuat outline tulisan dulu nih Pak/Bu Anis.
Outline atau kerangka tulisan boleh jadi berisi ide ide utama tulisan kita. Kalau buku boleh dibikin semacam daftar isinya dulu mau apa.
Jadi, kalau pun di tengah jalan WB menyerang, kita g bakal kehilangan arah karena sudah punya panduan berupa outline tulisan kita.
Saya pun begitu. Bahkan saat menulis artikel. Saya buat outline paragraf satu ttg apa, dua ttg apa, dst.

P15
Assalamu'alaikum ww
Saya ibu suya dr yogya, saat ini saya sedang 'dikejar' banyak kerjaan, salah satunya setor artikel untuk buku antologi. Ide malah macet...
Mau refresing malah gak kelar2 tugas2nya...
Gimana caranya biar idenya mengalir terus...

J15
Nah kalau ini kasus penyebab WB yang pertama. Salah satu solusinya perbanyak bahan bacaan terkait tema yang akan ditulis. Bisa dengan blog walking, membaca buku, koran, diskusi, menonton berita, mendengar radio, wawancara, atau apa pun yang penting masih terkait dengan topik yang akan ditulis.
Semoga hal tersebut dapat membantu membuka kembali pikiran kita.


PENUTUP

Cossing statement dari Narasumber;
"Alhamdulillah ...Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas antusiasme malam ini. Saya pun masih belajar, masih banyak kekurangan. Tapi, mari kembali ingat dengan tujuan menulis kita masing-masing.Bapak/Ibu ...Tetaplah semangat untuk berbagi kebaikan. "
Demikian statememet beliau.

Acara malam ini ditutup Moderator dengan salam penutup. Tidak lupa beliau mengucapkan, "Baiklah, sampai pada ujung waktu, saatnya kita membuka pintu perpisahan. Tetap kibarkan semangat untuk berliterasi. Saya mohon undur diri, mohon maaf atas segala kekurangan dalam menyajikan acara di malam ini."

Dari saya...
Dan saya menulis tantangan Narasumber disini yang kebetulan tadi pagi saya menulis, karena tadi terlambat mengupload

Gerimis pagi ini begitu bermakna. Tampak mendung bergelayut di atas sana tak membuat surut langkahmu. Kau katakan mendung tak berarti hujan. Setelah berpamitan mencium tangan bapak ibumu, begitu bersahaja engkau melangkah meniti asamu. 
Kesederhanaanmu, walau ada kendaraan yang mungkin sedikit lumayan bagus, tetapi engkau memilih motor tua yang engkau kutak-katik sendiri. Ya...kuliah pertama tatap muka, sebagai seorang mahasiswa, itu yang engkau banggakan dan engkau inginkan. 
Ternyata engkau bukan anak bapak yang kecil lagi, engkau sudah menjadi dirimu sendiri. Hanya doa kedua orang tuamu yang mengiringi langkahmu... semoga Allah senantiasa melindungi dan menjagamu dimana engkau berada...dijauhkan dari hantu yang tampak maupun tak tampak..aamiin.


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

RESUM PERTEMUAN KE 2. "TRIK CEPAT MENULIS RESUM DI BLOG"

PERSIAPAN PTM SDN RAWA KOMPENI

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.3.a.8